Kepolisian melaksanakan Operasi Tribrata Agung 2023 untuk pengamanan KTT Archipelagic and Island State (AIS) Forum 2023 di Bali, yang digelar pada 10-11 Oktober. Polri pun meminta maaf jika kegiatan yang dilakukan mengganggu kenyamanan masyarakat, terutanya terkait rekayasa lalu lintas.
Kasatgas Walrolakir, Brigjen Aan Suhanan, mengatakan, rekayasa lalu lintas atau penutupan jalur bersifat situasional. Penutupan jalan dilakukan saat tamu VIP dan VVIP melintas, baik dari bandara ke akomodasi dan sebaliknya maupun dari akomodasi ke venue.
"Pada saat delegasi lewat, kita akan menutup jalur dan mengalihkan arus lalu lintas masyarakat ke jalur lain. Jadi, secara permanen tidak ada penutupan. Hanya saat lewat delegasi, [jalan] ditutup sementara," tuturnya dalam keterangannya, Senin (9/10).
"Jadi, kami mohon maaf untuk masyarakat Bali maupun wisatawan yang mengalami kepadatan dan kemacetan saat delegasi melintas," imbuhnya.
Polri membentuk beberapa satuan tugas (satgas) selama Operasi Tribrata Agung 2023. Satgas Pengawalan, Rute, Patroli, dan Parkir (Walrolakir), misalnya, berwenang mengamankan dan mengawal para kepala negara, menteri, dan delegasi KTT AIS.
Aan menambahkan, sudah ada 4 tamu VVIP yang tiba di Bali. "Sisanya besok pada saat kegiatan dimulai."
Pengamanan dan pengawalan tamu VIP dan VVIP masih berjalan aman, lancar, dan kondusif. Para tamu tiba ke tempat akomodasi dari bandara tepat waktu.
"Kami sampaikan terima kasih ke masyarakat Bali yang sudah bertoleransi menyambut tamu kita," katanya.
Prosedur pengamanan dan pengawalan KTT AIS seperti agenda internasional sebelumnya yang digelar. KTT G20 dan KTT ASEAN, misalnya.
"Pada KTT ini, sama SOP yang kita terapkan pada saat pengawalan [KTT G20 dan KTT ASEAN]. Kita berkoordinasi dengan TNI karena ada VIP dan VVIP untuk pengawalan," ujarnya.
"Untuk pengamanan rute, kita juga protap ada 16 rute. Salah satunya untuk rute emergency, evakuasi, dan sebagainya, termasuk rute cadangan sudah kita siapkan," tambah Aan.